Jepara - Persijap Jepara sukses memetik poin penuh setelah menundukkan Persisam Samarinda 1-0 pada laga kompetisi Djarum Indonesia Super League (DISL) 2010/2011 di Stadion Bumi Kartini, Jepara, Rabu (10/11). Gol tunggal tuan rumah dicetak pemain asal Korea Selatan, Yoon Seong min menit ke-16.
Tambahan tiga angka membuat tabungangan poin Persijap menjadi tujuh dari tujuh laga. Laskar Kalinyamat, julukan Persijap, naik satu tingkat ke posisi 14. Ini merupakan kemenangan kedua setelah sebelumnya menaklukkan Persiwa 3-2.
Sementara Persisam tidak bergeser dari posisi ke-13, mengumpulkan nilai sama dengan Persijap namun lebih baik dalam selisih memasukkan kemasukan. Elang Borneo belum pernah menang di lima laga tandang secara berurutan dan hanya mampu memetik tiga poin.
“Hasil yang bagus mengingat lawan yang kita hadapi bukan tim sembarangan. Yang terpenting kita bisa mempertahankan tren kemenangan,” kata pelatih Persijap, Suimin Diharja.
Tampil tanpa striker Pavel Solomin yang terkena akumulasi kartu serta M Roby yang dipanggil ke pemusatan latihan tim nasional (timnas) cukup berpengaruh terhadap permainan Persisam. Kehadiran Ronald Fagundez, Choi Dong Soo dan Julio Lopez belum cukup menghadirkan kesulitan di lini pertahanan Persijap.
Sebaliknya Persijap yang didukung ribuan suporter fanatiknya tampil percaya diri menekan tim tamu. Setelah gol Seong-min, Persijap nyaris menambah keunggulan lewat Johan Juansyah pada menit ke-18. Tendangan Johan hanya mengenai bek Persisam, Fandi Mochtar. Begitu pula tendangan bebas Danan Puspito yang mengenai mistar.
Di babak kedua Persisam berupaya keras membalas lewat aksi Fagundez. Namun kerja keras Fagundez belum mampu menembus pertahanan berlapis Persijap.
Tuan rumah yang fokus bertahan sesekali mengancam lewat serangan balik. Penyerang muda Riski Novriansyah beberapa kali membuat lini belakang yang dikomandoi Jacques Joel Tsimi kocar-kacir. Sayang pemain yang sebelumnya mencetak dua gol ke gawang Persiwa gagal mengulangi aksinya di laga ini.
salam merah sejati
Rabu, 10 November 2010
Kamis, 13 Mei 2010
Pemain Cedera Kena Deadline
JEPARA - Tim pelatih Persijap memberi deadline atau batas kepada para pemain yang cedera, termasuk yang masih sakit soal kesiapan tampil menghadapi Persija Jakarta Pusat dalam lanjutan laga Djarum Indonesia Super League (ISL).
Batas waktu kesiapan para pemain itu ditetapkan hari ini, dan paling lambat besok pagi. Sebab laga menjamu Macan Kemayoran akan berlangsung di Gelora Bumi Kartini, Sabtu (15/5).
‘’Batas waktu itu untuk memastikan pemain pengganti agar lebih bersiap diri,’’ kata asisten pelatih Anjar Jambore Widodo, kemarin.
Bek muda Catur Rintang dan pemain sayap Nurul Huda menderita demam dan flu dan belum bisa berlatih normal hingga kemarin. Catur bahkan harus absen latihan beberapa hari, dan terpaksa tidak bisa tampil dalam laga uji coba melawan Persiba Bantul, Minggu lalu. Huda meski bisa tampil pada pertandingan itu, namun harus ditarik keluar di awal babak kedua karena tidak fit.
Dua pemain lain yang diberi waktu untuk memastikan fit adalah bek Ferly La’ala dan Ahmad Mahrus Bahtiar. Keduanya cedera hamstring. Anjar mengatakan, kepada pelatih kemarin Ferly masih menyatakan peluangnya untuk tampil baru 50 persen. ‘’Namun keputusannya ditetapkan satu atau dua hari ini,’’ lanjut Anjar.
Ia mengatakan sakit dan cedera nama-nama tersebut menjadi perhatian khusus karena semuanya adalah pemain bertahan.
Sedangkan Laskar Kalinyamat sedang dililit persoalan pertahanan tim yang bobol 15 gol hanya dalam lima pertandingan terakhir di Piala Indonesia dan Kompetisi ISL.
Anjar mengatakan, selain Evaldo, tinggal ada Kasiyadi dan Aulia Siregar di lini belakang. Menghadapi tim sekelas Persija yang memiliki kreasi serangan merata, akan menjadi perhatian tersendiri.
Persijap belum pernah menang melawan Macan Kemayoran, setidaknya dalam tiga musim terakhir. Pada Kompetisi Divisi Utama 2006, Persijap kalah 0-1 di kandang Persija.
Sedangkan, saat Persijap bertindak sebagai tuan rumah, kedua tim bermain imbang 2-2.
Tak Pernah Menang
Pada arena ISL musim 2008, Persijap kembali dikalahkan Persija 1-3 di Jakarta dan pada pertemuan kedua di Jepara, lagi-lagi Persijap harus puas berbagi angka 1-1.
Musim ini, pada putaran pertama, Tim Kota Ukir menahan imbang tanpa gol tuan rumah Persija di Stadion Lebak Bulus.
Asisten Manajer Bidang Teknik Persijap Juli Susanto mengatakan, manajemen sudah mengevaluasi dan mengajak bicara seluruh pemain dan pelatih di mes pemain baru-baru ini.
Muara dari pertemuan itu adalah semangat untuk menyelamatkan tim dari ancaman degradasi. Kematangan strategi, motivasi tim, dan jeli memperbaiki kekurangan adalah hal mendesak yang ditekankan.
‘’Manajemen akan mendukung total upaya tim, dan kami akan terus memantau perkembangannya,’’ katanya.
sumber dr halaman facebook persijap
Batas waktu kesiapan para pemain itu ditetapkan hari ini, dan paling lambat besok pagi. Sebab laga menjamu Macan Kemayoran akan berlangsung di Gelora Bumi Kartini, Sabtu (15/5).
‘’Batas waktu itu untuk memastikan pemain pengganti agar lebih bersiap diri,’’ kata asisten pelatih Anjar Jambore Widodo, kemarin.
Bek muda Catur Rintang dan pemain sayap Nurul Huda menderita demam dan flu dan belum bisa berlatih normal hingga kemarin. Catur bahkan harus absen latihan beberapa hari, dan terpaksa tidak bisa tampil dalam laga uji coba melawan Persiba Bantul, Minggu lalu. Huda meski bisa tampil pada pertandingan itu, namun harus ditarik keluar di awal babak kedua karena tidak fit.
Dua pemain lain yang diberi waktu untuk memastikan fit adalah bek Ferly La’ala dan Ahmad Mahrus Bahtiar. Keduanya cedera hamstring. Anjar mengatakan, kepada pelatih kemarin Ferly masih menyatakan peluangnya untuk tampil baru 50 persen. ‘’Namun keputusannya ditetapkan satu atau dua hari ini,’’ lanjut Anjar.
Ia mengatakan sakit dan cedera nama-nama tersebut menjadi perhatian khusus karena semuanya adalah pemain bertahan.
Sedangkan Laskar Kalinyamat sedang dililit persoalan pertahanan tim yang bobol 15 gol hanya dalam lima pertandingan terakhir di Piala Indonesia dan Kompetisi ISL.
Anjar mengatakan, selain Evaldo, tinggal ada Kasiyadi dan Aulia Siregar di lini belakang. Menghadapi tim sekelas Persija yang memiliki kreasi serangan merata, akan menjadi perhatian tersendiri.
Persijap belum pernah menang melawan Macan Kemayoran, setidaknya dalam tiga musim terakhir. Pada Kompetisi Divisi Utama 2006, Persijap kalah 0-1 di kandang Persija.
Sedangkan, saat Persijap bertindak sebagai tuan rumah, kedua tim bermain imbang 2-2.
Tak Pernah Menang
Pada arena ISL musim 2008, Persijap kembali dikalahkan Persija 1-3 di Jakarta dan pada pertemuan kedua di Jepara, lagi-lagi Persijap harus puas berbagi angka 1-1.
Musim ini, pada putaran pertama, Tim Kota Ukir menahan imbang tanpa gol tuan rumah Persija di Stadion Lebak Bulus.
Asisten Manajer Bidang Teknik Persijap Juli Susanto mengatakan, manajemen sudah mengevaluasi dan mengajak bicara seluruh pemain dan pelatih di mes pemain baru-baru ini.
Muara dari pertemuan itu adalah semangat untuk menyelamatkan tim dari ancaman degradasi. Kematangan strategi, motivasi tim, dan jeli memperbaiki kekurangan adalah hal mendesak yang ditekankan.
‘’Manajemen akan mendukung total upaya tim, dan kami akan terus memantau perkembangannya,’’ katanya.
sumber dr halaman facebook persijap
Jumat, 12 Maret 2010
Widodo C Putro Resmi Dipecat
Widodo C Putro Resmi Dipecat
[Jumat, 12 Maret 2010 10:47,
Kekalahan dari Persiba Balikpapan, membuat manajemen Persela Lamongan terpaksa harus menghentikan pelatih Widodo Cahyono Putro dari kursi jabatannya, pasalnya performa permainan Persela kian menurun.
Keputusan tersebut diambil berdasarkan hasil buruk yang diterima tim dalam dua laga terakhir dikandang. Manajemen memaksa mematok target untuk menang, namun hasil yang diraih bahkan jauh dari apa yang diharapkan.
Ketua harian Persela, Fadeli mengemukakan bahwa Kekalahan dikandang membuat gerah pendukung Laskar Joko Tingkir dan meminta manajemen untuk segera mengganti pelatih, akhirnya manajemen mengabuli pula permintaan LA Mania julukan pendukung Persela.
"Berdasarkan hasil rapat pengurus, keputusan akhir memutuskan Widodo diganti. Selain berdasar evaluasi, kami merespons keinginan masyarakat Lamongan, khususnya pencinta Persela," jelasnya.
Namun manajemen sampai saat ini belum menentukan siapa yang akan menjadi kandidat pengganti Widodo, belum ada satu nama pun yang dikantongi manajemen untuk di rekomendasikan.
Fadeli menambahkan bahwa penunjukkan untuk pelatih yang baru tidak akan membutuhkan waktu yang lama, pertengahan bulan Maret sudah dapat diumumkan siapa penggantinya. Dan dirinya memastikan hanya kursi pelatih saja yang diganti, asisten pelatih tetap di pertahankan.
[Jumat, 12 Maret 2010 10:47,
Kekalahan dari Persiba Balikpapan, membuat manajemen Persela Lamongan terpaksa harus menghentikan pelatih Widodo Cahyono Putro dari kursi jabatannya, pasalnya performa permainan Persela kian menurun.
Keputusan tersebut diambil berdasarkan hasil buruk yang diterima tim dalam dua laga terakhir dikandang. Manajemen memaksa mematok target untuk menang, namun hasil yang diraih bahkan jauh dari apa yang diharapkan.
Ketua harian Persela, Fadeli mengemukakan bahwa Kekalahan dikandang membuat gerah pendukung Laskar Joko Tingkir dan meminta manajemen untuk segera mengganti pelatih, akhirnya manajemen mengabuli pula permintaan LA Mania julukan pendukung Persela.
"Berdasarkan hasil rapat pengurus, keputusan akhir memutuskan Widodo diganti. Selain berdasar evaluasi, kami merespons keinginan masyarakat Lamongan, khususnya pencinta Persela," jelasnya.
Namun manajemen sampai saat ini belum menentukan siapa yang akan menjadi kandidat pengganti Widodo, belum ada satu nama pun yang dikantongi manajemen untuk di rekomendasikan.
Fadeli menambahkan bahwa penunjukkan untuk pelatih yang baru tidak akan membutuhkan waktu yang lama, pertengahan bulan Maret sudah dapat diumumkan siapa penggantinya. Dan dirinya memastikan hanya kursi pelatih saja yang diganti, asisten pelatih tetap di pertahankan.
Senin, 03 Maret 2008
persijap okeeeeee

PERSIJAP JEPARA
Maksimalkan Produk Lokal
NAMA Persijap Jepara memang tak banyak disebut dalam kancah sepak bola nasional. Padahal, tim berjulukan Laskar Kalinyamat ini sudah berdiri sejak 1960. Tapi, tercatat baru tiga kali Persijap unjuk gigi di Divisi Utama.
Tim yang bermarkas di Stadion Kamal Junaedi ini lebih banyak menghabiskan waktu di Divisi I. Tapi, tim yang kini ditukangi Yudi Suryata itu pernah menorehkan prestasi lumayan. Di Liga Indonesia (LI) 1999/2000, Persijap berhasil jadi kampiun Divisi I. Tiket ke Divisi Utama otomatis disabet. Ironisnya, setahun kemudian, pasukan Laskar Kalinyamat malah terlempar ke Divisi I lagi.
Ketatnya persaingan di kompetisi elit Indonesia itu membuat Persijap harus berjuang lebih keras. Termasuk di LI 2007 mendatang. Apalagi, pasukan yang diusung Yudi, kebanyakan produk lokal.
Meski tanpa pemain bintang, bukan berarti Persijap menjadi bimbang. Kasiadi dan kawan-kawan siap bertarung di Wilayah Timur yang terkenal ganas.
"Betul, materi yang kami miliki merupakan produk asli Jepara. Tapi, kami tak akan pasrah begitu saja. Prestasi setinggi langit harus bisa diraih. Ini agar motivasi pemain jadi lebih menggunung," kata manajer Persijap, Edi Sujatmiko.
Hanya, pelatih Yudi harus berpikir keras dalam membangun pasukannya. Dari berbagai uji coba yang dilakoni, mantan pelatih Persipura Jayapura dan Deltras Sidoarjo itu belum puas. "Kerja sama antarlini belum padu. Inilah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan sebelum kompetisi bergulir," kata Yudi.
Banyaknya pemain baru yang memperkuat Persijap, membuat Yudi harus pintar-pintar membuat skema permainan yang cocok. Tapi, Yudi sudah memiliki cetak biru pasukannya. Dari berbagai uji coba, beberapa pemain sudah bisa diplot di posisinya. Skema 3-5-2 sepertinya akan jadi pilihan Persijap melakoni laga-laga berat di LI 2007 nanti.
Terpenting, saya bisa memahami kepribadian masing-masing pemain. Setelah itu saya berharap akan terjalin kekompakan. Dengan begitu, skema permainan 3-5-2 yang nanti dihamparkan bisa bekerja dengan baik, lanjut pria berusia 52 tahun itu.
Data Persijap
Berdiri : 1960
Julukan : Laskar Kalinyamat
Alamat : Jl. Kartini No. 1, Jepara
Telepon : (0291) 591042
Faximile : (0291) 591037
Ketua Umum : Sumartoyo
Manajer tim : Edi Sudjatmiko
Pelatih : Yudi Suryata
Stadion : Kamal Junaedi, Jepara
Kapasitas : 10.000
Suporter : Japman
Pemain baru : Fance Haryanto, Listianto Raharjo, Isdiantono, Bambang Sulistio, Abdul Hakim, Febi Sofi, Amarildo Souza, Anton Hermawan, Khanif Muhajirin, Denilson Goncalves, Fakrudin, Nurhadi, Ibrahim.
Prestasi
LI 1994/1995 : Divisi I;
LI 1995/1996 : Divisi I;
LI 1996/1997 : Divisi I,
LI 1998/1999 : Peringkat 3 Grup II Divisi I;
LI 1999/2000 : Juara Grup I Divisi I (Promosi ke Divisi Utama);
LI 2001 : Peringkat 12 Wilayah Timur (Degradasi ke Divisi I);
LI 2002 : Peringkat 2 Grup B Divisi I;
LI 2003 : Peringkat 8 Grup B Divisi I;
LI 2004 : Peringkat 3 Grup Barat Divisi I (Promosi ke Divisi Utama):
LI 2005 : Peringkat 12 Wilayah Timur;
LI 2006 : Peringkat 9 Wilayah I
Skuad
Kiper: Danang Wihatmoko, Fance Haryanto, Listianto Raharjo;
Belakang: Phaitoon Tiebma, Danan Puspito, Isdiantono, Bachtiar, Evaldo Silva de Azis, Kasiadi, Eko Prasetyo;
Tengah: Bambang Sulistio, Abdul Hakim, Febi Sofi, Joni Budiarto, Doni Siregar, Amarildo Souza, Anton Hermawan, Khanif Muhajirin;
Depan: Denilson Goncalves, Fakrudin, Nurhadi, Ibrahim
PROFIL BEJO SUGIANTORO

Dosa, Sanksi & Isteri
BAGI Sugiyantoro, Persebaya Surabaya tak hanya sebatas klub tempat ia mengais rezeki. Tapi, Persebaya tak ubahnya isteri kedua dalam kehidupannya berubah tangga. Dari Indonesia Muda Surabaya, Bejo, begitu ia acap disapa merintis karir sepak bolanya. Sampai akhirnya pada 1994 ia terpilih masuk tim senior Persebaya. Mulai saat itulah, karirnya melambung dan sampai kini masih didapuk sebagai libero terbaik nasional.
Saya memang kelahiran Sidoarjo. Tapi, bagi saya Persebaya adalah klub banyak memberikan saya kenangan. Suka duka saya dapatkan di Persebaya, tandas pria kelahiran 2 April 1977 ini.
Bersama Persebaya, pemakai nomor lima ini merasakan nikmatnya jadi juara di LI 1996/1997. Tapi, kenangan indah itu berbuah duka lima tahun kemudian. Akibat konflik internal Persebaya terdegradasi ke Divisi I lantaran hanya nongkrong di peringkat 11 Wilayah Timur. Di saat itulah, Bejo memutuskan hijrah ke PSPS Pekanbaru.
Tapi, suami Hj. Rahmawati ini seperti dikutuk lantaran meninggalkan Persebaya saat terpuruk. Ia kemudian mendapatkan pelajaran berharga setelah diskorsing Komisi Disiplin PSSI selama satu musim akibat mengeroyok wasit Subandi sampai bonyok saat PSPS dijamu Persijatim Solo di laga putaran I LI 2003. Kasus itulah yang membuat saya merenung. Saya merasa berdosa telah meninggalkan Persebaya, kata mantan pemain nasional yang gagal menjebol gawang lawan saat adu penalti ketika Indonesia bersua Thailand di final Piala Tiger 2002 ini.
Dosa itulah yang membuat Bejo akhirnya memutuskan kembali ke Persebaya di LI 2004 setelah masa skorsingnya berakhir. Seperti sudah jodoh, Persebaya pun dibawanya meraih gelar juara di akhir musim LI 2004. Saya tak akan hijrah lagi dari Persebaya. Saya ingin selalu dekat dengan keluarga, kata pemain yang kini sedang merintis usaha penyewaan truk sebagai tabungan hari tuanya.
Demi isteri dan anak-anaknya pula Sugiyantoro pun memutuskan untuk gantung sepatu dari timnas sejak 2004. Ia pun berikrar tak akan meninggalkan Persebaya di saat kesulitan. Itu terjadi setelah mereka divonis Komdis turun kasta ke Divisi I lantaran mogok di 8 Besar LI 2005. Setelah sukses jadi juara Divisi I 2006, Bejo pun kembali bakal jadi andalan Persebaya di LI 2007. Saya ingin meraih gelar juara untuk ketiga kalinya bersama Persebaya. Demi menebus dosa dan demi kebahagiaan anak dan isteri, katanya. Semoga!
Biodata Sugiyantoro
Kelahiran: Sidoarjo, 2 April 1977
Tinggi & berat: 173 cm & 70 kg
Posisi : Libero
Nomor punggung: 5
Karir
1990-1994: Indonesia Muda Persebaya
1994-2002: Persebaya Surabaya
2003: PSPS Pekanbaru
2004-2006: Persebaya
Sabtu, 01 Maret 2008
pelita

PELITA JAYA PURWAKARTA
Terbiasa Hidup Nomaden
PELITA Jaya tak hanya identik dengan Nirwan Dermawan Bakrie, sang god father sekaligus pembina tim. Tapi, klub yang berdiri pada 1986 ini juga amat akrab dengan pola hidup berpindah-pindah alias nomaden.
Sejak berdiri Pelita Jaya bermarkas di Stadion Sanggraha Pelita. Tapi, krisis dan resesi ekonomi yang menerjang Indonesia pada 1998 membuat mereka pun hampir gulung tikar. Maklum, Nirwan sang pendana sempat menghilang lantaran sejumlah usahanya tak jalan. Di saat itu pula, Pelita Jaya pun harus hidup berpindah-pindah demi mempertahankan hidupnya.
Di musim 1999/2000 mereka hijrah ke Solo dan berganti nama jadi Pelita Solo. Tiga musim tampil di Stadion Manahan tak membuat napas kehidupan mereka berjalan lancar. Krisis finansial menimpa dan pada 2003, Pelita Solo pun merger dengan PS Krakatau Steel, Cilegon dan berganti nama jadi Pelita Krakatau Steel. Dua musim berlaga di Stadion Cilegon, tak membuat Pelita betah. Seiring dengan terdegradasinya mereka ke Divisi I akibat hanya menempati peringkat 13 klasemen akhir Wilayah Timur, Pelita pun balik nama. Mereka hijrah ke Purwakarta dan mengganti namanya jadi Pelita Jaya Purwakarta.
Mungkin ini sudah jalan hidup kami. Yang pasti, hidup nomaden membuat kami teruji. Lebih dari itu, kami pun jadi memiliki banyak penggemar, kata Arjuna Rinaldi, asisten pelatih Pelita Jaya.
Ya, nahas benar nasib Pelita Jaya. Padahal, di era Liga Sepak Bola Utama (Galatama) mereka adalah raja. Tiga gelar juara yang diraih pada musim 1987/1988, 1988/1989 dan 1993/1994 adalah buktinya. Tapi, begitu Galatama dan perserikatan dilebur menjadi Liga Indonesia (LI) pada 1994/1995, klub miliki keluarga Bakrie ini seakan meredup. Prestasi terbaik Pelita Jaya sepanjang LI bergulir adalah menembus 8 Besar musim 1999/2000.
Kini, Pelita Jaya ingin menghadirkan kembali kejayaan yang mereka pernah raih di zaman Galatama. Begitu memastikan diri kembali ke jenjang Divisi Utama akhir Agustus 2006 lalu, manajemen segera melakukan pembenahan. Salah satunya dengan mendatangkan pelatih asal Singapura Fandi Ahmad untuk menukangi tim menatap LI 2007.
Fandi adalah salah satu pemain terbaik yang pernah ada di Asia Tenggara. Pengalaman sebagai pelatih timnas U-23 Singapura, mudah-mudahan bisa mendongkrak prestasi Pelita Jaya yang meredup dalam beberapa tahun terakhir, kata manajer Pelita Rahim Soekasah.
Pria yang juga menjabat sebagai manajer timnas U-23 ini menegaskan bahwa manajemen memberi Fandi tugas yang tak ringan yaitu mengantar Pelita Jaya menembus Super Liga 2008. Demi memenuhi target tersebut itulah, manajemen bersedia memenuhi permintaan Fandi untuk didampingi asistennya di timnas U-23 Singapura, Kadir Yahya.
Bagi Fandi Ahmad sendiri, target yang dibebankan manajemen tidaklah sulit untuk diwujudkan. Pria yang pernah menjadi idola pecinta sepak bola Surabaya saat memperkuat Niac Mitra Surabaya itu optimistis dengan masa depan Pelita Jaya Purwakarta.
Gelar juara mungkin sulit saya wujudkan di tahun pertama bersama Pelita Jaya. Tapi, saya siap mengantar Pelita kembali ke jajaran elit sepak bola Indonesia, ungkapnya
Dengan bermodal pemain muda, Fandi yakin Pelita akan jadi kekuatan yang sulit dideteksi. Maklum, dari sekitar 17 pemain yang sudah dikontrak, hanya Hermawan dan Agustiar Batubara yang terbilang tua. Dua pemain itu berumur sekitar 27 tahun. Yang lainnya, rata-rata dibawah usia 23 tahun, kata Arjuna.
Data Klub
Nama : Pelita Jaya Purwakarta
Julukan : Pendekar Gunung Parang
Alamat : Graha Surya Kemang Lt 1, Jln Kemang Raya No 33 Jakarta Selatan
Telp. : 021 7196725
Faks. : 021-7668707
Ketua Umum : Lili Hambali Hasan
Manajer : Rahim Soekasah
Pelatih : Fandi Ahmad
Stadion : Purnawarman
Kapasitas : 10.000
Suporter : Garda Purwa
Pemain baru : Dian Fachruddin, Wawan Darmawan, Agustiar Batubara
Prestasi
LI 1994/1995 : 8 Besar
LI 1995/1996 : 12 Besar
LI 1996/1997 : 12 Besar
LI 1997/1998 : kompetisi dihentikan
LI 1998/1999 : 10 Besar
LI 1999/2000 : 8 Besar
LI 2001 : Peringkat 9 Wilayah Timur
LI 2002 : Peringkat 7 Wilayah Barat
LI 2003 : Peringkat 14 Wilayah Barat
LI 2004 : Peringkat 15 Wilayah Barat
LI 2005 : Peringkat 17 Wilayah Timur
LI 2006 : 8 Besar Divisi I (promosi ke Divisi Utama)
Skuad
Kiper: Edi Supriadi, Wawan Darnawan
Belakang: Agustiar Batubara, Dian Fachrudin, Kiki Pulalo, John Oba, Hermawan, Elsa
Tengah: Ifan, Abubakar, Laconte, Istiyanto, Fily, Yusmadi,
Depan: Risky Nurdiansyah, Andro Valevi, Egy Melgiyanto
Langganan:
Komentar (Atom)






